Rabu, 29 Mei 2013

Peribahasa Indonesia

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya

  • Ada air ada ikan: dimana kita tinggal , di situlah kita mendapat rejeki
  • Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang: berhadapan mulutnya manis, tetapi di belakang jahat perkataanya
  • Ada gula ada semut: orang yang kaya biasanya banyak dikunjungi orang-orang, yang ikut mengecap kenikmatan dari kekayaannya
  • Ada hujan ada panas, ada hari boleh balas: untuk membalas dendam pada seseorang, tentu akan dating juga masanya
  • Ada rotan ada duri: tiap-tiap sesuatu ada buruknya atau kesukaranya
  • Bagai air di daun talas: orang yang tidak tetap pendiriannya
  • Bagai air titik ke batu: memberi nasehat baik kepada orang yang jahat terlalu susah masuknya
  • Bagai alu pencukil duri: mengerjakan sesuatu yang sukar dikerjakan
  • Bagai anjing mengalak di ekor gajah: orang yang hina atau orang yang miskin melawan orang berkuasa atau orang kaya
  • Bagai api dengan asap: sangat erat persahabatanya
  • Cabik-cabik bulu ayam: orang yang berselisih dengan saudara atau keluarganya tiada lama berbalik lagi
  • Caing hendak menjadi ular naga: orang yang rendah berlagak meniru kelakuan orang yang tinggi
  • Cepat kaki ringan tangan: tangkas dan rajin
  • Cium tapak tangan, berbau atau tidak: periksa diri sendiri dulu, baru mencela orang lain
  • Cuaca di langit tanda akan panas, gabah dihulu tanda akan hujan: barang sesuatu pasti ada tandanya
  • Datang tampak muka, pergi tampak punggung: waktu datang baik, perginya pun harus baik pula
  • Datang tak dijemput, pulang tak berantar: atas kemauannya sendiri
  • Di balik-balik bagai memanggung: suatu perkara dipikirkan masak-masak, supaya jangan menyesal kemudian
  • Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu: mulut manis tapi hatinya jahat
  • Dimana lalang habis, disitu api padam: mati itu tidak dapat ditentukan, jika umur sudah dampai, dimana saja kita mati
  • Enggan berdayung, hanyut serantau: janganlah malu bertanya, jika tidak tahu
  • Gajah dikalahkan oleh pelanduk: yang kuat dikalahkan oleh yang lemah
  • Gantilah celana dengan kain: penakut
  • Gunung yang tinggi akn runtuh, jika setiap hari digali: betapapun hartanya banyak jika dikeluarkan saja dengan tidak berusaha menambahnya tentu akhirnya akan habis
  • Habis manis sepah dibuang: setelah tidak terpakai lagi dibuang begitu saja
  • Hancur badan dikandung tanah, budi naik terkenang juga: budi baik tak dapat dilupakan selama-lamanya
  • Hati tak lepas, dendam tak sudah: belum puas
  • Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai: kalau kita ingin kaya hendaklah berhemat, dan kalau kiata ingin pandai hendaklah rajin belajar
  • Hidung dicium, pipi digigit: berbuat kebaikan guna menutupi kejahatan
  • Hujan tak dapat berbalik ke langit: tidak dapat diubah lagi
  • Ilmu lebih dari pada harta: harta pasti habis, tapi ilmu kekal sampai tua
  • Ilmu yang tiada beramal, sama dengan pohon yang tiada berubah: ilmu pengetahuan sebaiknya kita sebarkan, supaya banyak bermanfaat
  • Jangan bercermin di air keruh: janganlah mencontoh yang buruk
  • Jauh dimata dekat dihati: walau berjauhan serasa berdekatan kalau senantiasa berkirim- kirim surat
  • Kalah jadi abu, menang jadi arang: menang kalah sama saja
  •  Katak hendak menjadi lembu: orang hina hendak meniru perbuatan orang besar akirnya susahlah ia
  • Lempar batu sembunyi tangan: perbuatan yang licik dan khianat
  • Lintah darat: orang yang meminjamkan uang dengan bunga yang amat besar
  • Malu bertanya sesat di jalan: janganlah kita malu menanyakan sesuatu kepada orang yang bijaksana
  •  Malu-malu kucing: pura-pura malu
  • Musuh dalam selimut: musuh yang terdapat dalam kawan sendiri
  • Nasi telah menjadi bubur: kesalahan yang amat disesalkan karena tak dapat diperbaiki
  • Pagar makan tanaman: orang yang wajib memelihara, yang merusaknya
  • Pahit diluar, manis di dalam:  perkataan yang keras atau kasar tapi maksudnya baik
  • Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari: kebaikan yang telah banyak dihapuskan oleh kesalahan yang sedikit saja
  • Patah tumbuh hilang berganti: hilang yang satu munculah yang lain
  • Pucuk dicinta ulam tiba: mendapat sesuatu yang dibutuhkan
  • Sambil menyelam minum air: mengerjakan suatu pekerjaan, diselesaikan pula pekerjaan yang lain
  • Sebab nila setitik rusak susu sebelanga: kebaikan yang banyak hilang oleh kesalahan yang sedikit
  • Seperti cacing kepanasan: orang yang gelisah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar