Sabtu, 25 Mei 2013

Sampah


S  A  M  P  A  H

Pengertian Sampah

“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secaara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian , baranag rusak atau cacat selama manufaktur, atau materi berkelebihan atau buangan.” (Kamus istilah lingkungan, 1994)
“Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (istilah lingkungan untuk Manajemen , Ecolink 1996)
“Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi , dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.” (Tanjung, Dr.M.Sc.1982)

Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digoloongkan sebagai :
·      Sampah Organik
·      Sampah Anorganik

Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian , perikanan atau yang lain, Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam prose salami.  Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
Gambar (70). Sampah Organik dan Anorganik

Sampah Anorganik  berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau  dari proses industry. Beberapa dari  bahan ini tidak terdapat dialam seperti plastik dan almunium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol gelas,  botol plastic, tas plastik, kaleng.
Kertas,  Koran, dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, Koran, dan karton termasuk sampah organik.  Tetapi karena kertas, Koran, dan karton dapat didaur  ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng dan plastik), maka dalam materi ini dimasukan kedalam sampah anorganik.
Sumber Sampah
Gambar (71). Sumber Sampah
v  Sampah Pemukiman  :
Umumnya sampah dari rumahtangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumahtangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun / halaman, dan lain – lain.

v  Sampah Pertanian dan Perkebunan :
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti  jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen  dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh tanaman yang berpungsi mengurangi penguapan, dan menghambat tumbuhnya gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.

v  Sampah Sisa Bangunan dan Kontruksi Gedung :
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik  maupun anorganik. Sampah Organik , misalnya ; kayu, bamboo, triplek, Sampah anorganik, misalnya ; semen, pasir, batu bata, ubin, besi, dan baja, kaca, kaleng.
v  Sampah Perdagangan dan Perkantoran
Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti ; took, pasar tradisional, warung, restoran, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, kertas pembungkus, dan bahan organic termasuk sisa makanan dan potongan sayuran.
Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, pemerintah, dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis – menulis (bopoint, pensil, spidol, dll) tiner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin tik, klise film, computer rusak, dll. Baterai bekas dan limbah bahan kimjia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakukan khusus karena  berbahaya dan beracun.

v  Sampah Industri :
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan- bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastic,kain/lap yang penuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industry berupa bahan kimia yang sering kali memerlukan perlakukan khusus sebelum dibuang.


Bentuk Pengemasan :
Kemasan  menduduki  posisi dominan dalam menentukan nilai jual suatu produk. Aspek khusus dari produksi  industri adalah peran penting  yang dimainkan oleh kemesan. Walaupun fungsi utama dari kemasan adalah untuk melindungi produk dari kerusakan. Tetapi transportasi secara modern dan penyimpanan barang membuat kemasan menjadi lebih penting. Ditambah lagi dengan sikap konsumen yang lebih suka dengan kemasan yang menarik dan berwarna – warni. Kemasan untuk alasan  perlindungan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dengan bahan, misalnya dari karton , kayu, plastic, kertas, dan kaleng disatu sisi merupakan sumber sampah yang besar.

v  Pengemasan Tradisional :
Pada masa lampau pembungkusan atau kemesan terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat didaur ulang oleh alam, misalnya ;
·   Daun pisang dipakai untuk membungkus nasi atau jenis makanan lainnya.
·   Daun pohon jati digunakan untuk membungkus ikan atau pun daging.
·   Daun pandan digunakan untuk membungkus makanan tradisional yang terbuat dari  gandum ataupun beras, dimana selain mudah dikupas juga wangi baunya.
·   Bambu dan jenis kayu lainnya dapat digunakan untuk mengemas barang-barang yang akan dibawa ke pasar atau ke kota.

Kelebihan dari  Pengemasan  tradisional adalah :
o Bahan berasal dari sumber daya alam terbarui, sehingga mudah tersedia.
o Kalau dibuang kealam dapat diuraikan oleh mikroorganisme, bahkan menjadi pupuk untuk mahluk hidup lain.
o Ekonomis dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.



Gambar (72) Pengemasan Barang Secara Tradisional

Kekurangan Pengemasan tradisional  adalah :
o Tidak sempurnanya perlindungan terhadap produk sehingga tidak terjamin kualitas dan kuantitas untuk jangka waktu lama maupun keamanan selama pengangkutan jarak jauh.

v  Pengemasan Modern ;
Dengan kemajuan teknologi  yang serba canggih, kemasan tradisional sudah mulai ditinggalkan. Daun –daun  yang sudah diganti dengan kaleng yang dilapisi dengan timah, kaleng almunium, plastic, kertas stirofom atau kombinasi dari berbagai bahan sintesis,

Kelebihan kemasan Modern :
·   Perlindungan sempurna terhadap produk dari sinar matahari,  panas, debu /kotoran, insekta dan sebagainya sehingga sangat higienis dan terjaga kualitasnya untuk jangka waktu lama.
·   Dapat ditulis berbagai macam informasi mengenai produk, seperti komposisi, merek, nama produk, produsen, kode produksi, tanggal kadaluarsa.
·   Memudahkan pengangkutan dan penyimpanan.


Gambar (73) Pengemasan Barang Secara Modern

Kekurangan Pengemasan Modern adalah :
·   Bahan baku seringkali berasal dari sumber daya alam tak terbarui
·   Untuk memproduksinya memerlukan banyak energy
·   Biayanya mahal, baik selama proses maupun setelah jadi barang
·   Digunakan sesaat kemudian dibuang sebagai sampah
·   Tidak dapat atau sulit diuraikan oleh mikroorganisme pengurai
·   Beberapa diantaranya mengandung zat yang berbahaya dan beracun

Sampah Khusus
Jenis sampah khusus adalah :
§ Bola lampu bekas
§ Pelarut dan cat
§ Zat-zat kimia pembasmi hama dan penyakit seperti , insektisida
§ Sampah dari kegiatan pertambangan dan ekspoitasi minyak
§ Sampah radioaktif (dari PLTN)
§ Zat-zat yang mudah meledak dalam suhu tinggi
§ Sampah berasal dari rumah sakit

Baterai Kering dan Akumulator Bekas :
Baterai pada umumnya berasal dari sampah rumah tangga, biasanya mengandung logam berat seperti air raksa dan kadmium.  Logam berat sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Akumulator dengan asam sulfat atau senyawa berpotensi menimbulkan bahaya bagi manusia. Baterai harus diperlakukan sebagai sampah khusus. Saat ini di Indonesia , baterai kering hanya dapat disimpan ditempat kering sampai tersedia fasilitas pengolahan yang sesuai.

Gambar (74). Sampah Khusus

Pengelolaan Sampah

v  Sampah Organik :
·   Makanan Ternak
Di beberapa Negara, sampah organik  yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh peternak  dan digunakan sebagai makanan ternak, misalnya babi dan unggas. Di Indonesia, sampah organik dari pasar berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi  daun pisang ) dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, ayam atau itik, Halini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya perternakan.
Gambar (75). Pemanfaatan Sampah Untuk Makanan Ternak



·   Komposting
Pengomposan merupakan upaya pengolahan sampah sekaligus usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Proses ini menguraikan bahan bahan organic secara terkontrol menjadi bahan-bahan menjadi bahan-bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme (mis. Bakteri,jamur). Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum maka diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai komponen suhui, kelembaban udara, dan cukup kandungan oksigen. Proses pengomposan ini mempunyai beberapa keuntungan , anatara lain :
§  Merupakan jenis pupuk yang ramah lingkungan
§  Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli
§  Masyarakat dapat membuatnya sendiri , tidak memerlukan peralatan  yang mahal
§  Unsur  hara dari pupuk  kompos ini akan bertahan lama jika dibandingkan dg pupuk buatan

Gambar (76). Pemanfaatan sampah Untuk Kompos
·   Biogas
Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik. Bahan bakunya dapat diambil dari kotoran hewan maupun bahan sisa-sisa tanaman atau campuran dari keduanya. Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan antara lain :
§  Mengurangi jumlah sampah
§  Menghemat energi.
Gambar (77). Pemanfaatan Sampah Untuk Biogas
v  Sampah  Anorganik
Sampah anorganik seperti botol, plastic, dan kaleng sebelum dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah ini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang.

·   Dijual ke Pasar  Loak / Dirombeng untuk Bahan Baku
Sisi lain dari pemanfaatan sampah adalah dijual ke pasar loak, misalnya barang-barang bekas berupa kertas, Koran, majalah, botol, ban, radio using, TV using, dan sepeda using.
Gambar (78), Hasil Sortiran Dijual ke Pasar
·   Daur ulang
Berbicara mengenai proses daur ulang sampah, ada baiknya apabila diketahui apa saja yang dapat di daur ulang. Jenis sampah yang dapat didaur ulang antara lain :
1.    Sampah plastik
2.    Sampah logam
3.    Sampah kaca
4.    Sampah kertas

Sampah lain yang sekiranya tidak dapat didaur ulang baru diangkut ke landfill atau tempat pembakaran  (incinerator).
Gambar (79). Daur ulang sampah
·   Sanitary Landfill
Merupakan salah satu metode pengelolaan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA, kemudian dengan traktor dan selanjutnya ditutup dengan tanah. Cara ini akan menghilangkan polusi udara.
Gambar (80). Sanitary Landfill
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill yaitu  :
1.       Semua landfill adalah warisan bagi generasi mendatang
2.       Memerlukan lahan yang luas
3.       Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan
4.       Harus dilengkapi instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas
5.       Kebocoran kedalam sumber air  tidak dapat ditolerir
6.       Memerlukan pemantauan terus menerus

·   Pembakaran
Sampah padat dibakar dalam incinerator secara umum proses pembakaran dengan incinerator sebagai berikut :
1.       Sampah dapat dibakar diletakan didalam tempat penyimpanan  atau penyuplai
2.       Berikutnya sampah diratakan lalu dimasikan kedalam tungku pembakar
3.       Hasil pembaakaran berupa abu selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai penutup sampah pada landfill
4.       Sedangkan hasil berupa gas akan dialirkan melalui cerobong yg dilengkapi dengan scruber atau ditampung untuk memanfatkan sebagai sumber energy.

Gambar(81). Sistem Pembakaran dalam incinerator.
Kelebihan dari sistem pembakaran ini adalah :
·   Membutuhkan lahan relative kecil dibandingkan sanitary  landfill
·   Dapat dibangun didekat lokasi industry
·   Residu hasil pembakaran relative stabil dan hamper semuanya bersifat anorganik
·   Dapat digunakan sebagai sumber energy . misalnya untuk pembangkit listrik tenaga uap dan pencairan logam.

Kekurangannya :
Terletak pada mahalnya investasi , tenaga kerja, perbaikan, pemeliharaan serta masih membuang residu juga menghasilkan gas yang akan terbuang percuma jika tidak tersedia sarana untuk memanfaatkannya.





Dampak sampah terhadap Manusia dan Lingkungan

v Dampak terhadap kesehatan :
Lokasi dan pengelola sampah yang kuarang memadai, misalnya pembuangan sampah yang tidak terkontrol merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organism dan menarik bagi berbagai binatang, seperti lalat dan anjing dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yg dapat ditimbulkan sebagai berikut :
·   Penyakit diare, kolera, tifus dapat menyebar dengan cepat karena sampah memasuki  air minum
·   Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)
·   Penyakit dapat menyebar melalui rantai makanan (misalnya sampah terkontaminasi oleh logam berat).

Gambar (82) Dampak sampah Tewrhadap Kesehatan.

v Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke sungai akan mencemari air. Berbagai organism termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spsies akan lenyap, hal ini akan mengakibatkan berubahnya  ekosistem perairan. Penguraian sampah yg dibuang kedalam  air akan menghasilkan asam organic dan gas organic, seperti metana dan hydrogen sulfide.  Hidrogen sulfide menimbulkan bau yang kurang sedap dan gas metana dapat meledak dalam konsentrasi tinggi.
Gambar (83). Dampak sampah terhadap Lingkungan

v Dampak terhadap Keadaan Social dan Ekonomi :
·   Pengelolaan sampah yg kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap dan pemandangan yang  buruk karena sampah  bertebaran dimana-mana
·   Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan
·   Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat
·   Pembuangan sampah padat kebadan air dapat menyebabkan  banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, dan drainase
·   Infrastruktur lain dapat juga terpengaruh oleh pengelolaan sampah yang tidak sempurna seperti  tingginya  biaya yang diperlukan untuk pengolahan air bersih.

Gambar (84). Dampak Terhadap Keadaan social dan Ekonomi

Pengelolaan Sampah di Indonesia
Sampah padat dari pemukiman merupakan bagian terbesar dari sampah yg timbul di Indonesia. Pemerintah bertanggung jawab dalam pengumpulan ulang dan  pembuangan  sampah dari pemukiman secara memadai. Namun karena hal lain yg harus diprioritaskan dan kurangnya dana, dibeberapa tempat pengumpulan ulang oleh pemerintah tidaklah tuntas. Disisi lain masyarakat juga bertanggung jawab dalam membuang sampahnya secara benar pada suatu tempat pengumpulan dan menjalin kerjasama dengan pemerintah.

v  Cara pembuangan sampah :
Didaerah perkotaan , sampah rumah tangga oleh masyarakat dikumpulkan dan dibuang disebuah tempat pembuangan sementara atau container yang disediakan oleh pemerintah.  Dari sini sampah diangkut  oleh truk ke landfill (yg Umumnya kurang terkontrol), dimana para pemulung mencari barang-barang yg dapat didaur ulang.  Akibat perbedaan gaya dan standar hidup, rumah tangga umumnya menghasilkan sampah lebih banyak disbanding rumah tangga di pedesaan. Komposisinya juga berbeda sebab pada rumah tangga perkotaan lebih banyak barang yg dibungkus dg berbagai kemasan, karenanya akan lebih banyak plastic dibuang.

Didesa terpencil kemungkinan tidak ada pengumpulan ulang sampah oleh pemerintah secara formal . Sampah yang umumnya mengandung lebih banyak bahan organic biasanya dibuang atau dibakar bersama daun-daun dan sampah lain dihalaman belakan rumah. Karena modernisasi barang-barang yang terdiri dari bahan anorganik sampai juga kedaerah pedesaan sehingga komposisi sampah juga berubah. Beberapa barang seperti baterai jika dibakar ditempat terbuka atau dibuang sembarang tempat dapat menimbulkan bahaya besar.

v  Landfill Tidak terkontrol
Di beberapa tempat, tidak terdapat  tempat pengumpulan ulang  yang memadai. Sampah dipindah dari rumah ke TPS (Tempat pembuangan Sementara) dan berikutnya diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Di TPA ini sampah hanya ditumpuk begitu saja tampa ada perlakuan khusus.
Gambar (85). Masalah Landfill Tidak terkontrol

v  Masalah Open Dumping :
Ditempat dimana tidak ada sarana TPS yang memadai , Masyarakat kebanyakan membuang sampahnya dijalan, tanah kosong, sungai atau selokan. Hal ini akan menyebabkan “polusi tidak terkontrol”. Open damping dapat mengancam lingkungan karena merupakan sumber berbagai penyakit dan masalah lainnya.
Gambar (88). Masalah Open Dumping.
v  Kegiatan Pemulung :
Pemulung turut memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah di Indonesia, Mereka mencari dan mengumpulkan barang yang bernilai ekonomis dari tumpukan sampah, TPS, dan TPA maupun dari rumah kerumah. Disatu pihak, pengelola sampah dari lembaga pemerintah melihat bahwa pemulung sebagai penghambat operasi sitem pengelolaan sampah padat modern yg efesien. Di pihak lain pemulung dianggap melakukan pekerjaan yang berguna karena alasan-alasan yaitu :  Merupakan sumber kehidupan puluhan ribu orang miskin dan tak berdaya di kota, mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang atau dibakar. Namun demikian, terdapat beberapa masalah yang harus dipertimbangkan seperti :
·   Kualitas barang yang dipisah sejak dari sumbernya (dirumah) lebih baik disbanding barang yg dipulung dari sampah campuran pada tempat pembuangan atau landfill.
·   Kondisi lingkungan kerja para pemulung di landfill sangat buruk (dari sisi kesehatan maupun kemungkinan terjadinya kecelakaan / ledakan).
Gambar (87). Kegiatan Pemulung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar