S A M P A H
Pengertian Sampah
“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk digunakan secaara biasa atau khusus dalam produksi atau
pemakaian , baranag rusak atau cacat selama manufaktur, atau materi
berkelebihan atau buangan.” (Kamus istilah lingkungan, 1994)
“Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.”
(istilah lingkungan untuk Manajemen , Ecolink 1996)
“Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi , dibuang
oleh pemiliknya atau pemakai semula.” (Tanjung, Dr.M.Sc.1982)
Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digoloongkan sebagai
:
·
Sampah Organik
·
Sampah Anorganik
Sampah organik terdiri dari bahan-bahan
penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari
kegiatan pertanian , perikanan atau yang lain, Sampah ini dengan mudah
diuraikan dalam prose salami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa
tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
Gambar (70). Sampah
Organik dan Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi, atau
dari proses industry. Beberapa dari
bahan ini tidak terdapat dialam seperti plastik dan almunium. Sebagian
zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini
pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol gelas, botol plastic, tas plastik, kaleng.
Kertas, Koran, dan
karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, Koran, dan karton
termasuk sampah organik. Tetapi karena
kertas, Koran, dan karton dapat didaur
ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng dan
plastik), maka dalam materi ini dimasukan kedalam sampah anorganik.
Sumber Sampah
Gambar (71). Sumber
Sampah
v
Sampah
Pemukiman :
Umumnya sampah dari rumahtangga berupa sisa pengolahan makanan,
perlengkapan rumahtangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun /
halaman, dan lain – lain.
v
Sampah
Pertanian dan Perkebunan :
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah
yang dihasilkan selama musim panen
dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti
pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari
lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat
tumbuh tanaman yang berpungsi mengurangi penguapan, dan menghambat tumbuhnya
gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.
v
Sampah
Sisa Bangunan dan Kontruksi Gedung :
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini
bisa berupa bahan organik maupun
anorganik. Sampah Organik , misalnya ; kayu, bamboo, triplek, Sampah anorganik,
misalnya ; semen, pasir, batu bata, ubin, besi, dan baja, kaca, kaleng.
v
Sampah
Perdagangan dan Perkantoran
Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti ; took, pasar
tradisional, warung, restoran, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, kertas
pembungkus, dan bahan organic termasuk sisa makanan dan potongan sayuran.
Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, pemerintah, dan swasta
biasanya terdiri dari kertas, alat tulis – menulis (bopoint, pensil, spidol,
dll) tiner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia
dari laboratorium, pita mesin tik, klise film, computer rusak, dll. Baterai
bekas dan limbah bahan kimjia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus
memperoleh perlakukan khusus karena
berbahaya dan beracun.
v
Sampah
Industri :
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan- bahan
kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu,
plastic,kain/lap yang penuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industry
berupa bahan kimia yang sering kali memerlukan perlakukan khusus sebelum
dibuang.
Bentuk Pengemasan :
Kemasan menduduki posisi dominan dalam menentukan nilai jual
suatu produk. Aspek khusus dari produksi
industri adalah peran penting
yang dimainkan oleh kemesan. Walaupun fungsi utama dari kemasan adalah
untuk melindungi produk dari kerusakan. Tetapi transportasi secara modern dan
penyimpanan barang membuat kemasan menjadi lebih penting. Ditambah lagi dengan
sikap konsumen yang lebih suka dengan kemasan yang menarik dan berwarna –
warni. Kemasan untuk alasan
perlindungan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dengan bahan,
misalnya dari karton , kayu, plastic, kertas, dan kaleng disatu sisi merupakan
sumber sampah yang besar.
v
Pengemasan
Tradisional :
Pada masa lampau pembungkusan atau kemesan terbuat dari bahan-bahan alami
yang dapat didaur ulang oleh alam, misalnya ;
·
Daun pisang dipakai untuk membungkus nasi atau
jenis makanan lainnya.
·
Daun pohon jati digunakan untuk membungkus ikan
atau pun daging.
·
Daun pandan digunakan untuk membungkus makanan
tradisional yang terbuat dari gandum
ataupun beras, dimana selain mudah dikupas juga wangi baunya.
·
Bambu dan jenis kayu lainnya dapat digunakan
untuk mengemas barang-barang yang akan dibawa ke pasar atau ke kota.
Kelebihan dari
Pengemasan tradisional adalah :
o Bahan
berasal dari sumber daya alam terbarui, sehingga mudah tersedia.
o Kalau
dibuang kealam dapat diuraikan oleh mikroorganisme, bahkan menjadi pupuk untuk
mahluk hidup lain.
o Ekonomis
dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Gambar (72) Pengemasan Barang Secara
Tradisional
Kekurangan Pengemasan tradisional adalah :
o Tidak
sempurnanya perlindungan terhadap produk sehingga tidak terjamin kualitas dan
kuantitas untuk jangka waktu lama maupun keamanan selama pengangkutan jarak
jauh.
v
Pengemasan
Modern ;
Dengan kemajuan teknologi yang
serba canggih, kemasan tradisional sudah mulai ditinggalkan. Daun –daun yang sudah diganti dengan kaleng yang
dilapisi dengan timah, kaleng almunium, plastic, kertas stirofom atau kombinasi
dari berbagai bahan sintesis,
Kelebihan kemasan Modern :
·
Perlindungan sempurna terhadap produk dari sinar
matahari, panas, debu /kotoran, insekta
dan sebagainya sehingga sangat higienis dan terjaga kualitasnya untuk jangka
waktu lama.
·
Dapat ditulis berbagai macam informasi mengenai
produk, seperti komposisi, merek, nama produk, produsen, kode produksi, tanggal
kadaluarsa.
·
Memudahkan pengangkutan dan penyimpanan.
Gambar (73) Pengemasan Barang Secara
Modern
Kekurangan Pengemasan Modern adalah :
·
Bahan baku seringkali berasal dari sumber daya
alam tak terbarui
·
Untuk memproduksinya memerlukan banyak energy
·
Biayanya mahal, baik selama proses maupun
setelah jadi barang
·
Digunakan sesaat kemudian dibuang sebagai sampah
·
Tidak dapat atau sulit diuraikan oleh
mikroorganisme pengurai
·
Beberapa diantaranya mengandung zat yang berbahaya
dan beracun
Sampah Khusus
Jenis sampah
khusus adalah :
§
Bola lampu bekas
§
Pelarut dan cat
§
Zat-zat kimia pembasmi hama dan penyakit seperti
, insektisida
§
Sampah dari kegiatan pertambangan dan ekspoitasi
minyak
§
Sampah radioaktif (dari PLTN)
§
Zat-zat yang mudah meledak dalam suhu tinggi
§
Sampah berasal dari rumah sakit
Baterai Kering dan Akumulator Bekas :
Baterai pada umumnya berasal dari sampah rumah tangga, biasanya
mengandung logam berat seperti air raksa dan kadmium. Logam berat sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Akumulator dengan asam sulfat atau senyawa
berpotensi menimbulkan bahaya bagi manusia. Baterai harus diperlakukan sebagai
sampah khusus. Saat ini di Indonesia , baterai kering hanya dapat disimpan
ditempat kering sampai tersedia fasilitas pengolahan yang sesuai.
Gambar (74). Sampah Khusus
Pengelolaan
Sampah
v
Sampah
Organik :
·
Makanan
Ternak
Di beberapa Negara, sampah organik
yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan ternak,
misalnya babi dan unggas. Di Indonesia, sampah organik dari pasar berupa
sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi
daun pisang ) dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci,
kambing, ayam atau itik, Halini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi
jumlah sampah juga mengurangi biaya perternakan.
Gambar
(75). Pemanfaatan Sampah Untuk Makanan Ternak
·
Komposting
Pengomposan merupakan upaya pengolahan sampah sekaligus usaha mendapatkan
bahan-bahan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Proses ini menguraikan bahan
bahan organic secara terkontrol menjadi bahan-bahan menjadi bahan-bahan
anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme (mis. Bakteri,jamur).
Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum maka diperlukan beberapa kondisi,
diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai komponen suhui, kelembaban
udara, dan cukup kandungan oksigen. Proses pengomposan ini mempunyai beberapa
keuntungan , anatara lain :
§
Merupakan jenis pupuk yang ramah lingkungan
§
Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli
§
Masyarakat dapat membuatnya sendiri , tidak
memerlukan peralatan yang mahal
§
Unsur
hara dari pupuk kompos ini akan
bertahan lama jika dibandingkan dg pupuk buatan
Gambar
(76). Pemanfaatan sampah Untuk Kompos
·
Biogas
Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang
dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik. Bahan bakunya dapat diambil
dari kotoran hewan maupun bahan sisa-sisa tanaman atau campuran dari keduanya.
Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan antara lain :
§
Mengurangi jumlah sampah
§
Menghemat energi.
Gambar (77). Pemanfaatan Sampah Untuk
Biogas
v
Sampah Anorganik
Sampah anorganik seperti botol, plastic,
dan kaleng sebelum dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena
dari jenis sampah ini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun
untuk didaur ulang.
·
Dijual ke
Pasar Loak / Dirombeng untuk Bahan Baku
Sisi lain dari pemanfaatan sampah adalah dijual ke pasar loak, misalnya
barang-barang bekas berupa kertas, Koran, majalah, botol, ban, radio using, TV
using, dan sepeda using.
Gambar (78), Hasil Sortiran Dijual ke
Pasar
·
Daur
ulang
Berbicara mengenai proses daur ulang sampah, ada baiknya apabila
diketahui apa saja yang dapat di daur ulang. Jenis sampah yang dapat didaur
ulang antara lain :
1.
Sampah plastik
2.
Sampah logam
3.
Sampah kaca
4.
Sampah kertas
Sampah lain yang sekiranya tidak dapat didaur ulang baru diangkut ke
landfill atau tempat pembakaran (incinerator).
Gambar (79). Daur ulang sampah
·
Sanitary
Landfill
Merupakan salah satu metode pengelolaan sampah terkontrol dengan sistem
sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA, kemudian dengan traktor dan
selanjutnya ditutup dengan tanah. Cara ini akan menghilangkan polusi udara.
Gambar (80). Sanitary Landfill
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill
yaitu :
1.
Semua landfill adalah warisan bagi generasi
mendatang
2.
Memerlukan lahan yang luas
3.
Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus
memperhatikan dampak lingkungan
4.
Harus dilengkapi instalasi drainase dan sistem
pengumpulan gas
5.
Kebocoran kedalam sumber air tidak dapat ditolerir
6.
Memerlukan pemantauan terus menerus
·
Pembakaran
Sampah padat dibakar dalam incinerator secara umum proses pembakaran
dengan incinerator sebagai berikut :
1.
Sampah dapat dibakar diletakan didalam tempat
penyimpanan atau penyuplai
2.
Berikutnya sampah diratakan lalu dimasikan
kedalam tungku pembakar
3.
Hasil pembaakaran berupa abu selanjutnya dapat
dimanfaatkan sebagai penutup sampah pada landfill
4.
Sedangkan hasil berupa gas akan dialirkan
melalui cerobong yg dilengkapi dengan scruber atau ditampung untuk memanfatkan
sebagai sumber energy.
Gambar(81). Sistem Pembakaran dalam incinerator.
Kelebihan dari sistem pembakaran ini adalah :
·
Membutuhkan lahan relative kecil dibandingkan
sanitary landfill
·
Dapat dibangun didekat lokasi industry
·
Residu hasil pembakaran relative stabil dan
hamper semuanya bersifat anorganik
·
Dapat digunakan sebagai sumber energy . misalnya
untuk pembangkit listrik tenaga uap dan pencairan logam.
Kekurangannya :
Terletak pada mahalnya investasi , tenaga kerja, perbaikan, pemeliharaan
serta masih membuang residu juga menghasilkan gas yang akan terbuang percuma
jika tidak tersedia sarana untuk memanfaatkannya.
Dampak sampah
terhadap Manusia dan Lingkungan
v
Dampak
terhadap kesehatan :
Lokasi dan pengelola sampah yang kuarang memadai, misalnya pembuangan
sampah yang tidak terkontrol merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organism
dan menarik bagi berbagai binatang, seperti lalat dan anjing dapat
menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yg dapat ditimbulkan sebagai
berikut :
·
Penyakit diare, kolera, tifus dapat menyebar
dengan cepat karena sampah memasuki air
minum
·
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya
jamur kulit)
·
Penyakit dapat menyebar melalui rantai makanan
(misalnya sampah terkontaminasi oleh logam berat).
Gambar (82) Dampak
sampah Tewrhadap Kesehatan.
v
Dampak
terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke sungai akan mencemari air. Berbagai
organism termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spsies akan lenyap, hal ini
akan mengakibatkan berubahnya ekosistem
perairan. Penguraian sampah yg dibuang kedalam
air akan menghasilkan asam organic dan gas organic, seperti metana dan
hydrogen sulfide. Hidrogen sulfide
menimbulkan bau yang kurang sedap dan gas metana dapat meledak dalam
konsentrasi tinggi.
Gambar (83). Dampak
sampah terhadap Lingkungan
v
Dampak
terhadap Keadaan Social dan Ekonomi :
·
Pengelolaan sampah yg kurang baik akan membentuk
lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap dan
pemandangan yang buruk karena
sampah bertebaran dimana-mana
·
Memberikan dampak negative terhadap
kepariwisataan
·
Pengelolaan sampah yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat
·
Pembuangan sampah padat kebadan air dapat
menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, dan drainase
·
Infrastruktur lain dapat juga terpengaruh oleh
pengelolaan sampah yang tidak sempurna seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air bersih.
Gambar (84). Dampak
Terhadap Keadaan social dan Ekonomi
Pengelolaan
Sampah di Indonesia
Sampah padat dari pemukiman merupakan bagian terbesar dari sampah yg
timbul di Indonesia. Pemerintah bertanggung jawab dalam pengumpulan ulang
dan pembuangan sampah dari pemukiman secara memadai. Namun
karena hal lain yg harus diprioritaskan dan kurangnya dana, dibeberapa tempat
pengumpulan ulang oleh pemerintah tidaklah tuntas. Disisi lain masyarakat juga
bertanggung jawab dalam membuang sampahnya secara benar pada suatu tempat
pengumpulan dan menjalin kerjasama dengan pemerintah.
v
Cara
pembuangan sampah :
Didaerah perkotaan
, sampah rumah tangga oleh masyarakat dikumpulkan dan dibuang disebuah tempat
pembuangan sementara atau container yang disediakan oleh pemerintah. Dari sini sampah diangkut oleh truk ke landfill (yg Umumnya kurang
terkontrol), dimana para pemulung mencari barang-barang yg dapat didaur
ulang. Akibat perbedaan gaya dan standar
hidup, rumah tangga umumnya menghasilkan sampah lebih banyak disbanding rumah
tangga di pedesaan. Komposisinya juga berbeda sebab pada rumah tangga perkotaan
lebih banyak barang yg dibungkus dg berbagai kemasan, karenanya akan lebih
banyak plastic dibuang.
Didesa terpencil
kemungkinan tidak ada pengumpulan ulang sampah oleh pemerintah secara formal .
Sampah yang umumnya mengandung lebih banyak bahan organic biasanya dibuang atau
dibakar bersama daun-daun dan sampah lain dihalaman belakan rumah. Karena
modernisasi barang-barang yang terdiri dari bahan anorganik sampai juga
kedaerah pedesaan sehingga komposisi sampah juga berubah. Beberapa barang
seperti baterai jika dibakar ditempat terbuka atau dibuang sembarang tempat
dapat menimbulkan bahaya besar.
v Landfill Tidak terkontrol
Di beberapa tempat,
tidak terdapat tempat pengumpulan ulang yang memadai. Sampah dipindah dari rumah ke
TPS (Tempat pembuangan Sementara) dan berikutnya diangkut ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir). Di TPA ini sampah hanya ditumpuk begitu saja tampa ada
perlakuan khusus.
Gambar (85). Masalah Landfill Tidak terkontrol
v Masalah Open Dumping :
Ditempat dimana
tidak ada sarana TPS yang memadai , Masyarakat kebanyakan membuang sampahnya
dijalan, tanah kosong, sungai atau selokan. Hal ini akan menyebabkan “polusi
tidak terkontrol”. Open damping dapat mengancam lingkungan karena merupakan
sumber berbagai penyakit dan masalah lainnya.
Gambar (88). Masalah Open Dumping.
v Kegiatan Pemulung :
Pemulung turut
memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah di Indonesia, Mereka mencari
dan mengumpulkan barang yang bernilai ekonomis dari tumpukan sampah, TPS, dan
TPA maupun dari rumah kerumah. Disatu pihak, pengelola sampah dari lembaga
pemerintah melihat bahwa pemulung sebagai penghambat operasi sitem pengelolaan
sampah padat modern yg efesien. Di pihak lain pemulung dianggap melakukan
pekerjaan yang berguna karena alasan-alasan yaitu : Merupakan sumber kehidupan puluhan ribu orang
miskin dan tak berdaya di kota, mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang
atau dibakar. Namun demikian, terdapat beberapa masalah yang harus
dipertimbangkan seperti :
·
Kualitas barang yang dipisah sejak dari
sumbernya (dirumah) lebih baik disbanding barang yg dipulung dari sampah
campuran pada tempat pembuangan atau landfill.
·
Kondisi lingkungan kerja para pemulung di
landfill sangat buruk (dari sisi kesehatan maupun kemungkinan terjadinya
kecelakaan / ledakan).
Gambar (87). Kegiatan Pemulung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar